Di tangan kita
Tergenggam segulung benang emas
Bukan untuk merajut kisah seorang diri
Tetapi dua menjadi satu
Janji suci di depan altar
Adalah simpul pertama benang emas kita
Setiap satu langkah maju… Satu rajutan mulai terjalin
Menjadi jubah indah di saat pesta
Menjadi selimut penghangat di musim dingin
Dan menjadi saputangan penyeka air mata di kala susah
Tak ada lagi mimpiku dan mimpimu
Yang ada adalah mimpi kita, melebur jadi satu
Tawamu adalah ceriaku
Sedihmu adalah tangisku
Sekali janji terucap di hadapan Allah
Pintu di belakang kita tertutup untuk selamanya
Sebagai gantinya, jalan baru terbentang di depan kita
Untuk mulai merangkai cerita
Bukan lagi dua, tetapi tiga menjadi satu: Kau, aku, dan BAPA
Benang emas yang mengikat kita
Kuat bagai baja hingga tak terputuskan
Tapi lembut bagai sutra hingga tak melukai
Tak ada pernikahan sempurna. Ya!
Kita pernah berbuat salah. Pasti!
Tetapi tak apa…
Karena kesempurnaan adalah “meletakkan ketidaksempurnaan kita di dalam tangan Allah yang sempurna!”
Kekasihku,
Di tangan kita tergenggam segulung benang emas
Sebagian telah terjalin menjadi satu
Seberapa panjang sisanya hanya Bapa yang tahu
Mari bersama kita jaga janji setia hingga simpul terakhir
Sampai kulit menjadi keriput
Sampai rambut di kepala memutih
Sampai kita berdua bersama bersama ke rumah BAPA
Dengan senyum cinta menghiasi wajah kita
Dan ucapan terimakasih dibibir kita
Kepada Allah Maha Baik
Sang Pemberi Anugerah
Amin
Oleh : Sella Irene – Selalu Ada Harapan
Puisi ini telah upload dalam testiomoni “Ya, Saya Bersedia”